You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOTIRTO
Kalurahan HARGOTIRTO

Kap. Kokap, Kab. Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PEMERINTAH KALURAHAN HARGOTIRTO HARGOTIRTO SUMRINGAH GUMREGAH BERKEMAJUAN PEMERINTAH KALURAHAN HARGOTIRTO MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1445 H PEMERINTAH KALURAHAN HARGOTIRTO MENGUCAPKAN SELAMAT MEMPERINGATI HUT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YANG KE-269, MAJU SEJAHTERA BERKELANJUTAN DIJIWAI KEBUDAYAAN DAN KEISTIMEWAAN

Puan Penyelam Gandeng Difabel Gaungkan Kesetaraan

Administrator 11 Maret 2020 Dibaca 589 Kali

Hargotirto | Rabu, 11/03/2020

[KBR|Warita Desa ] Jakarta | Panas terik mentari tak membuat jeri Nadhifa Ramadhani untuk mencicipi pengalaman baru.

Dengan cekatan, Nadhifa beranjak dari kursi roda, melepas kaki palsu, kemudian meletakkannya di bangku ruang tunggu kolam renang

Perempuan difabel ini lantas turun ke kolam dan memasang peralatan selam dibantu dua instruktur profesional.

Tak berapa lama, Nadhifa mulai menyelam, menyusuri dasar kolam selama 20 menit.

Instruktur dan kawan-kawannya sontak bersorak begitu kepala Nadhifa perlahan menyembul di permukaan air. Perempuan 21 tahun ini sukses melakukan penyelaman pertamanya.

"Seru banget sih, karena aku sudah ingin nyoba-nyoba dari lama soalnya dari dulu berenang kan, terus suka nyelam ke bawah gitu, jadi seru," kata Nadhifa saat ditemui di kolam renang kawasan Simprug, Jakarta Selatan, Minggu (8/3/2020).

Nadhifa dan sembilan orang dari kelompok difabel Jakarta diajak Komunitas Penyelam Profesional Perempuan Indonesia (KP3I). Pengalaman seru ini menjadi spesial karena bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, yang diperingati saban 8 Maret.

Baca Juga :Β Sah! MA Batalkan Kenaikan Iuran BPJS

"Kalau ada kesempatan lagi mau sih. Karena opportunity gini kan buat disabilitas masih kurang. Orang-orang masih belum banyak yang tahu. Bisa saja kan banyak difabel yang bisa diving juga. Jadi lebih banyak lagi. Kita bisa. Perempuan, difabel, bisa!" ujar Nadhifa yang juga dikenal sebagai pebasket ini.

Lain halnya dengan Cucu Saidah yang sudah beberapa kali melakukan penyelaman. Perempuan tuna daksa ini bahkan pernah menyelam dengan kondisi lebih ekstrem, yakni di laut lepas.

"Kalau saya mungkin pengalaman waktu di laut aja. Cukup ekstrem, berdua sama suami saya, Faisal. Yang di Lombok dan Bali, karena kedalamannya sudah sekitar 12-16 meter," tutur Cucu yang juga pendiri Jakarta Barrier Free Tourism.

Bagi Cucu, menyelam hanya satu dari banyak kegiatan ekstrem yang mampu dilakoni penyandang disabilitas, termasuk perempuan. Namun, Cucu mengakui hingga kini masih banyak hambatan karena ketiadaan akses dan dukungan.

"Kita sebagai perempuan dengan disabilitas, no matter what, kita bisa kok lakukan kegiatan apapun. Selama akses dan support dari lingkungan," tegasnya

Kegiatan Komunitas Penyelam Profesional Perempuan (KP3I) bersama dengan kelompok difabel kental dengan pesan tentang kesetaraan. Pesan tersebut selaras dengan tema Hari Perempuan Sedunia tahun ini, Each for Equal.

Ketua KP3I, Mimi Amalia mengatakan, komunitasnya ingin menepis anggapan bahwa kegiatan ekstrem hanya bisa dikuasai laki-laki.

Menurutnya, penyelam profesional memiliki kompetensi dan kualitas yang sama, tak peduli perempuan maupun laki-laki. Meski begitu, ia mengakui sampai saat ini, jumlah penyelam profesional dari kalangan perempuan masih sedikit.

"Perempuan yang jadi instruktur itu sangat sedikit. Nggak sampai seribu dibanding penyelam yang lain. Kalau penyelam yang bukan pro sih banyak banget yang perempuan, ratusan ribu. Tapi yang menjadi pro itu sedikit. Perbandingannya jomplang dengan laki-laki, 70:30 persen. Kita benar-benar sangat sedikit,” tutur Mimi.

Kegiatan menyelam di Hari Perempuan Internasional sekaligus untuk menyebarkan optimisme tentang kesetaraan kepada kelompok difabel.

β€œKita ingin memberikan kesempatan kepada teman-teman difabel ini bahwa mereka bisa melakukan scuba diving. Mereka itu equal lho sama kita. Kenapa enggak? Walaupun punya keterbatasan halangan, tapi mereka bisa melakukan hal-hal yang sama dengan kita,” ujar dia.

Mimi bermimpi suatu saat ada perempuan difabel asal Indonesia, yang sukses menjadi penyelam profesional. Jika hal itu terwujud, maka akan menjadi prestasi spektakuler dan inspiratif.

"Penyelam perempuan saja berat untuk menjadi seorang instruktur, apalagi kalau ada teman-teman difabel di Indonesia terutama, yang berniat untuk mengambil sertifikasi sampai beliau menjadi instruktur. Itu oke banget. Amazed banget sih. Kalau di luar (negeri) sudah banyak," ungkap Mimi.

Podcast simak di https://m.kbrprime.id/saga

Penulis : Ninik Yuniati

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2023 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp3,596,718,451 Rp3,639,654,094
98.82%
Belanja
Rp3,404,760,760 Rp3,733,989,020
91.18%
Pembiayaan
Rp314,334,926 Rp314,334,926
100%

APBDes 2023 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp38,549,000 Rp39,046,361
98.73%
Hasil Aset Desa
Rp14,145,000 Rp15,172,000
93.23%
Lain-lain Pendapatan Asli Desa
Rp87,390,005 Rp88,631,205
98.6%
Dana Desa
Rp1,747,108,000 Rp1,747,108,000
100%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp127,748,630 Rp167,852,573
76.11%
Alokasi Dana Desa
Rp965,817,775 Rp965,817,775
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp250,000,000 Rp250,000,000
100%
Bantuan Keuangan Kabupaten/kota
Rp337,010,520 Rp337,010,520
100%
Bunga Bank
Rp5,853,821 Rp5,999,900
97.57%
Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp23,095,700 Rp23,015,760
100.35%

APBDes 2023 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,679,148,952 Rp1,857,982,385
90.37%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp1,297,163,008 Rp1,383,185,311
93.78%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp98,366,500 Rp133,159,200
73.87%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp151,776,300 Rp161,914,300
93.74%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp178,306,000 Rp197,747,824
90.17%