You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOTIRTO
Kalurahan HARGOTIRTO

Kap. Kokap, Kab. Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PEMERINTAH KALURAHAN HARGOTIRTO HARGOTIRTO SUMRINGAH GUMREGAH BERKEMAJUAN PEMERINTAH KALURAHAN HARGOTIRTO MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1445 H MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Puluhan Ribu Sekolah Tak Punya Perpustakaan, BPS Minta Perhatian Negara

Administrator 03 Desember 2019 Dibaca 1.265 Kali

Hargotirto | Selasa [03/12/2019]

[KBR|Warita Desa] Sejak awal merdeka, negara berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, sampai sekarang puluhan ribu sekolah di Indonesia belum juga memiliki perpustakaan.

Hal itu terbaca dalam laporan Statistik Pendidikan Indonesia 2019 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (29/11/2019).

BPS menyebut, sebenarnya pemerintah memiliki aturan yang mewajibkan setiap sekolah atau madrasah menyediakan perpustakaan.

"Hal tersebut sesuai dengan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 Tahun 2014 tentang Perpustakaan. Bahkan, dijabarkan pula bagi sekolah yang tidak melaksanakan kewajiban tersebut akan dikenai sanksi berupa teguran lisan, tertulis, atau pemberhentian bantuan pembinaan," jelas BPS dalam laporannya.

Kendati demikian, nyatanya hingga kini keberadaan perpustakaan belum kunjung merata.

Menurut BPS, dari sekitar 98 ribu SD negeri dan swasta di Indonesia, yang memiliki perpustakaan hanya sekitar 66 persennya atau 64 ribu sekolah saja.

Artinya, masih ada sekitar 34 ribu SD yang murid-muridnya belum mendapat akses ke sumber bacaan.

Hal serupa juga terjadi di SMP, SMA, dan SMK, yang kepemilikan perpustakaannya baru berkisar antara 73-85 persen. Jika ditotal, ada ribuan sekolah jenjang menengah yang belum memilki perpustakaan.

"Pemerintah selaku pembuat regulasi hendaknya memberikan perhatian terhadap hal ini, khususnya pada jenjang pendidikan SD sebagai jenjang awal, di mana seharusnya budaya gemar membaca sudah mulai ditanamkan," tegas BPS.

Baca Juga : Peran Milenial dalam Pencegahan Terorisme

 

Infrastruktur Sekolah Negeri Kalah dari Swasta

Selain soal perpustakaan, BPS juga menyoroti kualitas infrastruktur sekolah negeri yang umumnya kalah baik dari sekolah swasta.

"Dari kondisi ruang kelas, lebih dari 50 persen kelas pada setiap jenjang pendidikan dalam keadaan rusak. Persentase kelas dengan kondisi baik di sekolah swasta lebih tinggi dibandingkan sekolah negeri pada setiap jenjang pendidikan," jelas BPS.

BPS juga menyinggung bahwa pendidikan di tingkat menengah atas lebih banyak diselenggarakan swasta ketimbang pemerintah.

"Meskipun pada tingkat SD, kontribusi pemerintah (sekolah negeri) masih mendominasi, namun semakin tinggi jenjang pendidikan, persentase keterlibatan swasta semakin meningkat," ungkap BPS.

"Bahkan pada jenjang SMA dan SMK, penyelenggara pendidikan telah didominasi oleh sekolah swasta," lanjutnya.

Menurut data BPS, saat ini 50,23 persen SMA di Indonesia diselenggarakan oleh swasta. Sedangkan untuk SMK, swastanya mencapai 74,56 persen.

BPS pun mengingatkan bahwa pemerintah semestinya berinvestasi serius di sektor pendidikan.

"Pendidikan sebagai salah satu bentuk investasi yang menentukan masa depan bangsa di masa mendatang, sudah selayaknya direncanakan sebaik-baiknya untuk hasil yang berkualitas," kata BPS.

Oleh : Adhi Ahdiat
Editor: Ardhi Rosyadi

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2024 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp4,122,224,590 Rp4,158,431,349
99.13%
Belanja
Rp4,155,578,227 Rp4,444,723,966
93.49%
Pembiayaan
Rp286,292,617 Rp286,292,617
100%

APBDes 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp32,271,800 Rp29,418,509
109.7%
Hasil Aset Desa
Rp13,744,000 Rp13,422,000
102.4%
Lain-lain Pendapatan Asli Desa
Rp47,919,114 Rp46,011,605
104.15%
Dana Desa
Rp1,753,053,000 Rp1,753,053,000
100%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp132,639,568 Rp165,202,430
80.29%
Alokasi Dana Desa
Rp977,512,298 Rp977,512,298
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp675,000,000 Rp675,000,000
100%
Bantuan Keuangan Kabupaten/kota
Rp342,051,660 Rp356,882,400
95.84%
Penerimaan Dari Hasil Kerjasama Antar Desa
Rp15,929,107 Rp15,929,107
100%
Hibah Dan Sumbangan Dari Pihak Ketiga
Rp120,000,000 Rp120,000,000
100%
Koreksi Kesalahan Belanja Tahun-tahun Sebelumnya
Rp3,846,900 Rp0
100%
Bunga Bank
Rp8,257,143 Rp6,000,000
137.62%

APBDes 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,617,363,603 Rp1,743,006,576
92.79%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp2,383,229,424 Rp2,489,295,456
95.74%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp94,471,700 Rp123,567,600
76.45%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp5,468,500 Rp29,903,700
18.29%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp55,045,000 Rp58,950,634
93.37%