You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan HARGOTIRTO
Kalurahan HARGOTIRTO

Kap. Kokap, Kab. Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PEMERINTAH KALURAHAN HARGOTIRTO HARGOTIRTO SUMRINGAH GUMREGAH BERKEMAJUAN PEMERINTAH KALURAHAN HARGOTIRTO MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1445 H MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Indonesia Negara Keempat Tertimpang di Dunia 

Administrator 09 Oktober 2019 Dibaca 376 Kali

[KBR|Warita Desa] Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Bambang Widianto mengungkapkan, Indonesia menjadi negara urutan teratas yang tertimpang secara ekonomi di dunia. Indonesia menduduki peringkat keempat dunia, di bawah Thailand. Sedangkan peringkat nomor wahid ditempati Rusia, dan disusul India.

Di Indonesia, kata Bambang, terjadi ketimpangan yang sangat besar lantaran adanya konsentrasi aset nasional yang dikuasai oleh kelompok kecil terkaya. Ia mengatakan ada 10 persen orang yang justru menguasai 70 persen aset nasional. Artinya, 90 persen orang lainnya, hanya memperebutkan 30 persen aset nasional yang ada dan tersisa saja.

Baca juga: Tak Lekang oleh Zaman, Membumikan Gotong Royong Bersama Para Ibu

“Indonesia merupakan negara keempat tertimpang di dunia, yang pertama adalah Rusia, kedua India, ketiga Thailand dan keempat Indonesia. Memang bapak wakil presiden kalau dilihat dari menurunnya Gini Ratio memang benar, tapi Gini Ratio ini adalah ketimpangan yang relatif, sebetulnya kalau ketimpangan yang absolut artinya yang paling miskin dibanding dengan yang kaya ini semakin sangat timpang. Dengan kondisi bangsa yang sangat majemuk diperlukan akselerasi penurunan ketimpangan ini,” ujar Bambang, di Istana Wapres, Rabu (9/10/2019).

Lebih lanjut Bambang mengatakan, ketimpangan di Indonesia mencapai 0,39 persen, atau lebih besar dari Timur Tengah pada saat mengalami kondisi peperangan yang hanya 0,35 persen Gini absolut. Maka dari itu, kesenjangan di Indonesia dapat dilihat sangat jelas, salah satunya di Jakarta. Ia mengatakan di ibu kota ini kita dapat melihat orang terkaya sampai orang termiskin, dimana mereka berada dalam satu kawasan yang sama.

Tapi, kata Bambang, bukan berarti di negara-negara maju seperti Amerika Serikat tidak mengalami ketimpangan ekonomi juga, namun ketimpangan yang terjadi di Negeri Paman Sam dan Indoneaia sangat berbeda. Jika di Amerika Serikat orang miskin masih masih bisa menyewa rumah atau membeli mobil, berbeda dengan Indoneaia yang bahkan tidak dapat membeli beras.

Oleh karena itu, Bambang mengatakan Pemerintah ke depan harus menyasar kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan, sanitasi, kebutuhan listrik hingga air untuk mengurangi kesenjangan. Selain itu harus ada juga pembangunan infrastruktur terarah, investasi meningkat untuk membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas, dan memberi jaminan sosial pada seluruh rakyat Indonesia.

 

Oleh : Dwi Reinjani 

Editor: Fadli Gaper 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2023 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp3,596,718,451 Rp3,639,654,094
98.82%
Belanja
Rp3,404,760,760 Rp3,733,989,020
91.18%
Pembiayaan
Rp314,334,926 Rp314,334,926
100%

APBDes 2023 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp38,549,000 Rp39,046,361
98.73%
Hasil Aset Desa
Rp14,145,000 Rp15,172,000
93.23%
Lain-lain Pendapatan Asli Desa
Rp87,390,005 Rp88,631,205
98.6%
Dana Desa
Rp1,747,108,000 Rp1,747,108,000
100%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp127,748,630 Rp167,852,573
76.11%
Alokasi Dana Desa
Rp965,817,775 Rp965,817,775
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp250,000,000 Rp250,000,000
100%
Bantuan Keuangan Kabupaten/kota
Rp337,010,520 Rp337,010,520
100%
Bunga Bank
Rp5,853,821 Rp5,999,900
97.57%
Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp23,095,700 Rp23,015,760
100.35%

APBDes 2023 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,679,148,952 Rp1,857,982,385
90.37%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp1,297,163,008 Rp1,383,185,311
93.78%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp98,366,500 Rp133,159,200
73.87%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp151,776,300 Rp161,914,300
93.74%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp178,306,000 Rp197,747,824
90.17%