[KBR|Warita Desa] Seekor bekantan sakit ditemukan di perkampungan warga daerah Mantuil, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, salah satu daerah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terparah di Indonesia.
"Saat diselamatkan, hewan endemik Kalimantan tersebut dalam kondisi stres berat, selain itu mengeluarkan darah serta organ tubuh dalam dari anusnya," kata Amalia Rezeki, dosen biologi sekaligus pendiri Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) kepada Antara, Kamis (31/10/2019).
Ini bukan kasus pertama. Menurut Amalia, sepanjang tahun 2019 sudah ada beberapa bekantan lain yang ditemukan di permukiman dan perkebunan warga. Padahal, dalam kondisi alaminya satwa ini menghindari perjumpaan dengan manusia.
Amalia menduga para bekantan itu masuk ke wilayah manusia karena habitat aslinya terganggu, entah itu karena karhutla atau alih fungsi lahan.
"Tidak menutup kemungkinan bekantan tersebut terpisah dari kelompoknya dan harus mencari makanan untuk bertahan hidup, seperti yang terjadi di Mantuil ini. Walaupun, sementara ini kami belum menemukan adanya habitat dan populasi bekantan di kawasan tersebut," kata Amalia.
Amalia menyatakan bakal berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel untuk penanganan hewan langka ini.
Sejak Januari-September 2019 luas area terdampak karhutla di Kalsel sudah mencapai sekitar 113 ribu hektare. Menurut data BNPB, sampai Rabu kemarin (30/10/2019) api belum juga padam, masih ada 148 titik panas yang tersebar di wilayah Kalsel.
Monyet Dufan Terancam Punah
Bekantan adalah hewan endemik yang hanya ditemukan di Pulau Borneo. Karena hidungnya yang besar, primata ini dijuluki "Monyet Belanda" oleh warga lokal.
Sejak dulu, bekantan juga merupakan maskot taman hiburan Dunia Fantasi (Dufan) di Ancol, Jakarta, sehingga banyak dikenal sebagai "Monyet Dufan".
Menurut data pemerintah Indonesia, kini populasi "Monyet Dufan" sangat mengkhawatirkan. Pada tahun 1994 masih ada sekitar 114 ribu bekantan di seluruh Pulau Borneo. Tapi sekarang jumlahnya hanya tinggal 20 ribuan.
Sejak tahun 2008, International Union for Conservation of Nature (IUCN) sudah mengkategorikan bekantan sebagai hewan terancam punah atau endangered. Tapi di Indonesia, primata ini baru masuk daftar satwa yang dilindungi pada 2018.
Menurut Koordinator Tim Rescue Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Zainal Abidin, di samping ancaman karhutla, populasi bekantan juga terancam perburuan liar untuk dijadikan binatang peliharaan.
Oleh : Adi Ahdiat
Editor: Agus Luqman