SEJARAH KALURAHAN HARGOTIRTO
Sumber: Buku Sejarah Hari Jadi Pemerintah Kalurahan Hargotirto disusun oleh : Dr. Ahmad Athoillah, MA (Departemen Sejarah FIB UGM)
Dirangkum dari Buku Sejarah Hargotirto, batas wilayah kalurahan Hargotirto masih tetap seperti sekarang. Sejarah berdirinya Kalurahan Hargotirto di mulai dengan adanya Kalurahan Pantaran. Kalurahan Pantaran merupakan inti dari wilayah yang kemudian menjadi Kalurahan Hargotirto pada tahun 1947. Dalam peta desa yang dibuat oleh Pemerintahan Residen Yogyakarta pasca dikeluarkannya Statblad tahun 1912 No. 600 dijelaskan jika Kalurahan Pantaran berada di Onderdistrik Kokap, Distrik Pengasih, dan Kabupaten Kulon Progo. Dengan itu, maka sejak awal Kalurahan Pantaran memiliki kedekatan dengan pusat Pengasih, terutama pada permasalahan sosial, politik, dan ekonomi. Kelurahan Pantaran dibatasi oleh bukit dari Plawangan sampai Gunung Gajah (Teganing I). Batas yang terkenal adalah Tanggulangsi di wilayah Keji. Tanggulangsi berarti “ Tanggul Asri “. Disebelah barat ada 7 dusun, sebelah timur ada 4 dusun yang diberi nama Pantaran, dan 3 dusun diberi nama Teganing I, Teganing II, dan Teganing III.
Untuk wilayah Teganing berbatasan dengan Kaloerahan Seokomojo. Sementara wilayah Pantaran dan Goenoengkoentji berbatasan dengan Kalurahan Kalibiroe. Sebagian daerah Teganing dan Tirto berbatasan dengan wilayah Keresidenan Kedu. 27 Untuk wilayah Sebatang dan Siloeman berbatasan dengan Kaloerahan Kaliboeko. Wilayah Mengoeri berbatasan dengan Kaloerahan Girisermo.
Kalurahan Pantaran awalnya dipimpin oleh seorang lurah bernama R. Somadiwangsa. Lurah tersebut disepakati sebagai Lurah Pantaran yang pertama. Setelah R. Somadiwangsa meninggal, maka posisinya digantikan oleh cariknya yang bernama R. Somakarta. R. Somakarta menjabat Lurah Pantaran sejak tahun 1936. Sosoknya dipercaya sebagai pendatang dari wilayah Pendem (Pengasih).16 Banyak warga yang memanggil nama Lurah Pantaran ini dengan sebutan ‘Den Soma’. Nama Panggilan tersebut menunjukkan bahwa Somakarta berasal dari kalangan elit sosial atau masyarakat lapisan sosial atas.
Keberadaan Kalurahan Pantaran pada masa R. Somakarta tercatat dalam berbagai arsip Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalurahan yang ada dan kemudian menjadi embrio bagi Kalurahan Hargotirto hanyalah Kalurahan Pantaran.17 Dalam beberapa dokumen resmi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, identitas Kalurahan Pantaran diketahui memiliki nomor kalurahan 24.
Demikian sejarah singkat berdirinya Kalurahan Hargotirto, lebih jelasnya dapat dibaca di Buku Sejarah Hari Jadi Pemerintah Kalurahan Hargotirto disusun oleh : Dr. Ahmad Athoillah, MA (Departemen Sejarah FIB UGM) yang tersedia di Perpustakaan Tunas di Kalurahan Hargotirto.
Adapun silsilah pemerintahan Kalurahan Hargotirto yaitu :
- Lurah pertama adalah R. Somodiwongso. Pada waktu pemerintahan R. Somodiwongso yang menjabat carik berasal dari Pendem Pengasih dengan nama R. Somokarto.Pada waktu itu masih zaman penjajahan Belanda.
- Setelah R. Somodiwongso wafat lurah selanjutnya dijabat oleh R.Somokarto. Seiring dengan itu tempat kantor kalurahan dipindah ke rumah R. Somokarto di Pantaran Segajih (sekarang tempatnya Bapak Suprantono).
- Setelah dijabat R. Somokarto, lurah yang berkuasa selanjutnya adalah RM.Mangkuadmojo yang kemudian dikenal dengan nama Romo Bei. Romo Bei berasal dari Yogyakarta. Pada saaat itu Indonesia masih dijajah jepang. Romo Bei menjabat lurah sampai masa kemerdekaan.
- Pemerintahan Romo Bei (RM.Mangkuadmojo ) kemudian digantikan oleh Bpk. Hadi Puspito. Bapak Hadi Puspito adalah anggota Polisi Pamong Praja yang diperintah oleh Bupati untuk sementara mengisi kekosongan pemerintahan sampai kekosongan terisi.
- Bapak Hadi Puspito kemudian digantikan oleh lurah yang telah terbentuk yaitu Bapak Tamat Wiryosumarto dari dusun Tirto. Pada masa pemilihan lurah pada saat itu telah memakai system pilihan langsung oleh masyarakat. Pada saat itu Bapak Tamat Wiryosumarto menggunakan gambar Payung sebagai lambang pemilihan lurah, dengan harapan Bapak Tamat bisa memayungi warga Hargotirto dengan aman, tentram, makmur dan sejahtera. Pemerintahan Bapak Tamat Wiryosumarto dimulai dari tanggal 22 Juli 1975 dan berakhir pada bulan Desember 1995.
- Pemerintahan selanjutnya yaitu dijabat oleh Bapak Supardi sampai dua masa bakti. Masa bakti periode pertama dimulai tahun 1996 sampai tahun 2004, lalu untuk masa bakti periode kedua dimulai tahun 2005 sampai tahun 2014.
- Pada Tahun 2014-2015 terjadi pergantian kekuasaan yang mengakibatkan kekosongan jabatan yang selanjutnya disi oleh Carik yang diangkat sebagai PJ. Kepala Desa yakni Tri Wibowo.
- Masa Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2021 Lurah Hargotirto dijabat oleh beliau Bapak Sabarno yang selanjutnya digantikan oleh Lurah yang sekarang menjabat Bapak Tukiyo.