Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar kegiatan peningkatan kesiapsiagaan Bencana. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Maret 2023 bertempat di SD Jambean, Nganti, Hargotirto. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi risiko kebencanaan. Sasaran kegiatan ini meliputi seluruh siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan. Sasaran ini dipilih dengan pertimbangan, bahwa mereka berada di sekolah rata-rata enam sampai delapan jam perhari.
Dalam Sosialisasi kebencanaan, Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan Taruna Tanggap Bencana (TAGANA) DIY. Oleh karena itu, kegiatan tersebut diberi nama Tagana Masuk Sekolah (TMS).
Pada kesempatan itu TAGANA menyampaikan beberapa hal antara lain:
1. Pengenalan cara mengurangi risiko bencana.
2. Pengenalan tanda atau rambu-rambu evakuasi.
3. Pengenalan cara menyelamatkan diri dan evakuasi yang efektif.
4. Pengenalan karakteristik struktur tanah dan bangunan di lingkungan terdekat.
Selain itu, Tagana menyampaikan bahwa berdasarkan waktunya bencana dikelompokkan menjadi dua. Pertama, bencana yang terjadi tiba-tiba, misalnya gempa bumi, tsunami, angin topan, dll. Kedua, bencana yang terjadi disertai tanda-tanda, misalnya kekeringan, banjir, dll.
Kegiatan penanganan bencana dilaksanakan sepanjang siklus bencana, yaitu pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Sebelum bencana, hal bisa dilakukan antara lain: pencegahan bencana, mitigasi, dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Pada saat bencana, tidakan yang dilakukan antara lain: penyelamatan, pelayanan bantuan medis, dan pendistribusian bantuan. Terakhir, kegiatan yang dilaksanakan pasca bencana memberi dukungan psikologis terhadap korban, berusaha nyaman dengan kondisi baru, dan tetap menjaga kebersihan.
Dalam kesempatan itu juga dilaksanakan simulai penanggulangan risiko bencana. Melalui simulasi, gambaran teknis dalam menghadapi bencana dapat dengan mudah dipahami oleh sasaran. Kegiatan simulasi berlangsung selama satu jam.
Kegiatan Tagana Masuk Sekolah diharapkan mampu memberikan bekal pengetahuan bagi sasaran. Pengetahuan tentang penanggulangan risiko bencana seyogyanya dimiliki oleh masyarakat. Terlebih lagi, kondisi wilayah Hargotirto yang rawan terhadap bencana. (Mar)