Hargotirto | Jumat, 06/03/2020
[KBR|Warita Desa] Banyuwangi |Penjualan jamu herbal di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, meningkat drastis setelah adanya wabah Covid-19. Hal ini diungkapkan salah satu pelaku usahanya, Heru Prayitno.
“(Peningkatannya) hampir 300 persen hari ini. Biasanya kita sehari 50 boks temulawak dan jahe, sekarang kita bisa 150 boks per hari," tutur Heru kepada KBR di Banyuwangi, Rabu (4/3/2020).
Baca Juga : Walhi Jambi : Banyak perusahaan Tidak Restorasi Lahan Gambut
"Pokoknya alhamdulillah semua berkat Allah, semua ada hikmahnya. Jadi tidak semua penyakit Corona itu mematikan, tapi ada hikmah di balik itu. Harganya (jamu herbal) naik karena bahan- bahannya juga naik,” lanjutnya.
Heru mengungkapkan jamu herbal miliknya tak hanya dipesan dari Banyuwangi, tapi juga dari luar kota seperti Bali, Surabaya, Jember, dan Jakarta. Bahkan ada juga pemesanan dari luar negeri yaitu Singapura, India, dan Turki.
Heru juga mengaku menaikkan harga produknya karena pesanan ramai, sedangkan bahan baku jamu herbal sulit didapat. Semisal, jamu herbal temulawak dari Rp22 ribu menjadi Rp25 ribu per bungkus, dan jamu jahe dari Rp13 ribu menjadi Rp15 ribu per bungkus.
Peningkatan konsumsi jamu herbal ini disambut baik oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
"Sebab, jamu herbal bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Dan jika kekebalan tubuh meningkat tidak akan terjangkit virus Corona," kata Anas.
Selain konsumsi jamu herbal, Anas juga meminta masyarakat berolahraga rutin dan menjaga kebersihan lingkungan.
Oleh : Hermawan Arifianto
Editor: Agus Luqman