Hargotirto
[KBR|Warita Desa] Jakarta | Terus bertambahnya jumlah dokter dan tenaga medis yang meninggal dunia saat memerangi Covid-19 menjadi fakta memilukan.
Mereka merupakan kelompok berisiko tinggi lantaran melakukan kontak dengan pasien positif dalam jangka waktu lama.
Tingkat kerentanan itu makin bertambah di tengah kelangkaan alat pelindung diri (APD) di banyak rumah sakit.
Kondisi jauh dari ideal ini menggugah kepedulian pengusaha kecil menengah yang tergabung dalam Komunitas Tangan di Atas.
Salah satu anggotanya, Mirza Andrian, menggagas pembuatan APD. Ia merancang sendiri baju pelindung diri dan masker pelindung muka bagi tenaga medis.
"Ada teman yang posting mengenai kakaknya yang di rumah sakit kesulitan untuk APD dan sampai harus pakai jas hujan sekali pakai. Kemudian, saya coba inisiatif testing untuk pembuatan model dan disetujui oleh para dokter. Akhirnya saya coba produksi massal koordinasi dengan teman-teman UKM yang bermain di profesi konveksi," kata Mirza.
Pekan ini, Mirza menargetkan mampu memproduksi sekitar lima ribu unit baju pelindung diri dan seribu masker pelindung muka.
Anggarannya digalang dari para donatur lewat kampanye di situs ayobergerak.id.
APD yang sudah jadi akan disalurkan ke rumah sakit yang membutuhkan. Mirza juga berkoordinasi dengan para dokter di rumah sakit guna memastikan sumbangan tersebut tepat sasaran.
"(Alat pelindung diri) dia lumayan water repelent. Jadi bisa dipakai untuk teman-teman medis. Walaupun memang kalau bicara standar medisnya pasti ada di bawahnya ya. Karena tidak ada campuran antimikrobanya dan lain-lain. Tapi in case of emergency ini sudah yang terbaik," ujar Mirza.
Per 28 Maret 2020, donasi yang terkumpul lewat ayobergerak.id sudah melampaui Rp300 juta.
Kelangkaan alat pelindung diri juga memaksa rumah sakit terjun sendiri menggalang bantuan dari masyarakat.
Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, misalnya, menerima sumbangan APD, dana hingga vitamin bagi tenaga medis yang menangani pasien Covid-19. Hal itu diungkapkan Endang Solihun, Manajer Pelayanan Umum dan Legal RSI Cempaka Putih.
"Kebutuhan APD Covid-19 di antaranya adalah baju cover all sebanyak 1300 buah, sarung tangan 100 boks, kacamata 100 boks, masker N95 150 boks, cover shoes 100 boks, untuk kebutuhan satu bulan," ujar Endang.
Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membantah pemberitaan yang menyebut tenaga kesehatan mengancam mogok menangani pasien Covid-19, jika kebutuhan APD tak kunjung dipenuhi.
Melalui rilisnya pada 28 Maret 2020, Ketua Umum IDI Daeng M Faqih memastikan petugas medis tetap menolong dan merawat pasien Corona.
Namun, IDI mengimbau agar para petugas mematuhi seluruh standar prosedur yang telah ditetapkan.
"Mengimbau kepada semua pihak untuk lebih bekerja keras dalam menangani Covid-19, termasuk membantu penyediaan APD yang memadai bagi petugas kesehatan," ujar Daeng.
Oleh : Wydia Angga, Ninik Yuniati